Dampak Sifat Sombong di Dunia dan Akhirat

Written by on ,
kisah

Besar kepala atau yang akrab kita sebut sombong ini adalah salah satu sifat tidak baik. Sifat ini bisa membawa hal yang merugikan dunia akhirat bagi kita. Entah sadar atau tidak tapi memang demikian adanya. Salah satu yang menjadi penyebab mengapa manusia bersikap sombong adalah karena merasa dirinya lebih baik, lebih cantik atau tampan, lebih modern, lebih hebat, lebih mulia, lebih pintar, lebih keren , lebih berpengalaman, dan lebih terhormat dari orang sekitar. 

Dalam Al-Qur’an Allah swt telah menggambarkan dampak yang ditimbulkan dari kesombongan iblis ketika ia diperintahkan untuk “bersujud’ kepada Adam sebagai tanda hormat.” Namun, Iblis menjawab “Ana khoiru minhu (aku lebih baik dari dia Adam).” Maka dengan kesombongan iblis ini, Allah mengutuk iblis menjadi makhluk yang hina dan dipastikan menjadi ahli neraka dengan segenap keturunannya. Na’udzubillaahi min dzaalik!

Sekarang pertanyaannya ketika kita hendak bersikap sombong adalah apa yang bisa kita banggakan dari diri kita ini ? Apakah kecantikan dan ketampanan yang membuat kita bangga? Apakah tubuh yang kuat, kekar dan indah yang membuat kita meremehkan orang lain ? Apakah karena harta yang kita dapatkan yang membuat kita tinggi hati ? Apakah karena memiliki suara yang merdu kemudian kita sombong ? Apakah karena kecerdasan kemudian kita sombong? Ya. Mungkin saja semua pertanyaan itu yang membuat kita bisa membanggakan diri hingga tidak menghiraukan bahkan meremehkan orang lain. Bukankah Allah telah mengingatkan dalam Firman-Nya yang artinya:

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung (Q.S Al-Isrha’ : 37).”

Di Dunia ini, tidak ada yang senang hidup berdampingan bahkan bergaul dengan orang yang bersifat sombong. Bahkan seseorang yang sombong seklipun enggan untuk bergaul dengar orang sombong pula. Hal ini membuktikan bahwa orang sombong itu jauh dari orang lain. Bagaimana nasib orang yang pada dasarnya memiliki sifat sosialis atau tidak bisa hidup sendiri, sedangkan perbuatan mereka sendiri yang membuat banyak orang menjauh darinya. Tidak bisa bergaul dengan banyak orang berarti dengan kata lain mausia sombong itu tidak diharapkan kehadirannya. 

Dalam masyarakat luas juga tidak akan jauh berbeda, yakni manusia yang sombong tidak akan pernah diharapkan hadir dalam masyrakat. Jangankan masyarakat diluar rumah, orang terdekat, serumah dengan orang sombong saja merasa tidak suka. Maka dapat kita simpulkan bahwa sifat sombong itu akan mengakibatkan kehidupan kita penuh dengan resah, gelisah dan keluhan. 
sukses
Jika kecantikan atau ketampanan yang membuat kita besar kepala, bagaimana jika nanti ketampanan dan kecantikan itu hilang karena suatu kecelakaan atau karena termakan usia, masih pantaskah hal itu kita sombongkan? Jika harta yang membuat kita bersikap sombong, bagaimana nantinya jika harta itu habis atau engkau kecelakaan kemudian harta itu habis untuk berobat, masih bisakah sombong? lalu kemudian apa yang bisa kita banggakan? Jawabannya adalah tidak ada. Kepala saja yang letaknya paling atas posisinya tidak lebih tinggi dari pantat ketika bersujud, masih pantaskah kita bersikap sombong? ( Penulis: Ilham Sadli ) Kisah Nenek Tentang Kumis
.