Kenapa Harus Nasi? Ini Makanan Pokok Selain Beras

Written by on ,
pengganti beras

KENAPA HARUS NASI? Perkembangan negara Indonesia saat ini tak lepas dari pembangunan-pembangunan secara fisik. Seperti yang terlihat di berbagai kota, berlomba – lomba membangun kemegahan bangunan. Tanpa memperhatikan ada hal yang terancam dibalik itu, ialah semakin menyempitnya lahan pertanian. 

Dulunya ditanami tanaman persawahan atau perkebunan, kini sudah ditanami beton secara permanen. Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan kebutuhan manusia dalam hal produksi pertanian, terutama hasil pangan beras. Meskipun banyak terobosan baru mengenai genetik tanaman padi, seperti mengubah sifatnya yang dulu panen enam bulan setelah penanaman, kini sudah ada beberapa varietas yang bisa panen saat berumur tiga atau empat bulan, seperti varietas IR64, Kapuas, Lematang dan lan-lain. 

Meski begitu, tetap saja ada beberapa faktor utama yang membuat ketersediaan beras dari tahun ke tahun mengalami kemerosotan. Faktornya ialah semakin menyempitnya lahan pertanian, harga pupuk dan proteksi tanaman terus melonjak, keadaan alam yang sulit diprediksi akibat global warming, dan hama penyakit yang semakin lama mengganas diberbagai tempat di wilayah Indonesia. Akibatnya harga beras kini terus melonjak naik, meski saat baru panen harganya tak kunjung turun. Tentu saja hal ini sangat memberatkan perekonomian masyarakat. Karena beras merupakan makanan pokok sebagian masyarakat Indonesia, yaitu hampir 90%. 

Ketergantungan masyarakat akan makanan pokok beras ini sangatlah tinggi, ungkapan “saya belum makan jika tidak mengkonsumsi nasi” masih terdengar banyak di berbagai kalangan masyarakat, padahal tak sedikit makanan yang tak kalah gizinya dengan beras. Beberapa makanan tersebut adalah: 
1. Jagung 
Jagung yang merupakan makanan pokok alternatif masyarakat Madura dan Nusa Tenggara tenyata memiliki kandungan gizi yang tak kalah dengan beras. Kandungan gizi pada tiap biji jagung adalah: energi 150 kal, protein 1,6 g, lemak 0,6 g, kalsium 11 mg, dan karbohidrat 11,40 g. Dimana semua kandungan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. 

Dalam pengembangannya tanaman jagung tak begitu bergantung pada air irigasi, tak seperti tanaman padi yang sangat memerlukan banyak air pada proses budidayanya. Sehingga nantinya diharapkan setelah pemanenan padi, akan dilanjutkan penanaman tanaman jagung pada musim kemarau. Sehingga makanan pangan terus berlanjut, dan tak lagi terlalu bergantung pada makanan pokok beras. 

2. Kentang 
Umbi kentang memiliki kalori yang tinggi, serta kaya akan karbohidrat, protein (sekitar 2,1% dari berat basah), dan Kalium. Ada pun mineral yang dikandung pada setiap umbi kentang adalah potassium, phosphorus, magnesium, dan iron. Sedangkan vitamin yang dikandung adalah vitamin C, vitamin B6, niacin dan thiamine. 

3. Ubi jalar 
Umbi ubi jalar memiliki tak sedikit manfaat bagi tubuh manusia, yaitu sebagai sumber kabohidrat, mengandung precursor vitamin A, mengandung vitamin C, vitamin B komplek, vitamin E dan mineral K, Ce serta Fe. Umbi yang ungu memiliki kandungan antioksianin yang berperan sebagai antioksidan. 

4. Sukun 
Buah sukun dapat menjadi bahan alternatif makanan pokok karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Pada setiap 100 gram buah sukun segar memiliki kandungan karbohidrat 27, 12 gram, 108 kalori, magnesium 17 mg, vitamin C 29 mg, dan kalium 490 mg. Sedangkan pada 100 gram sukun tua yang diolah menjadi tepung memiliki kandungan energi sebanyak 302 kalori dan karbohidrat 78,9 gram. 

5. Pisang 
Buah pisang memiliki kandungan karbohidrat serta kalori yang cukup tinggi. Kandungan gizi setiap 100 gram buah pisang adalah 115 kalori, protein 1,2 g, lemak 0,4 g, karbohidrat 26,8 g, serat 0,4 g, kalsium 11 mg, posfor 43 mg, besi 1,2 mg, vitamin B 0,1 mg, vitamin C 2 mg dan kandungan air 70,7 g. Tentu masih banyak lagi bahan makanan lain yang bisa dijadikan sebagai bahan makanan pokok alternatif, yang kandungannya tak kalah dari bulir-bulir beras. Jika sudah mengetahui kandungan yang terdapat pada bahan makanan diatas, masihkah kita akan bergantung pada beras? Masihkah kita akan mengatakan “saya belum makan jika tidak memakan nasi”? 

Memang mengubah pola pikir tak semudah membalik telapak tangan. Butuh waktu yang lama untuk melakukan hal itu. Tapi setidaknya mari mulai dari diri sendiri untuk tidak bergantung pada bahan makanan beras sebagai makanan pokok. : ( Lalu Muh. H)
.