AL-Qur’an Menjelaskan Tentang Oseanografi. AL-Qur’an adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan. Kitab suci AL-Qur’an bukan saja menjelaskan sejarah dan perkembangan tentang keislaman, tetapi juga merupakan sumber ilmu pengetahuan lain seperti hidrologi, perbintangan, biologi, fisika, dan ilmu lain yang telah di tegaskan oleh Allah swt.
Ilmu AL-Qur’an itu seperti lautan yang tidak bertepi. Sebelum ilmuwan-ilmuwan menjelaskan teori penciptaan alam, teori fisika, teori evolusi dan berbagai teori, AL-Qur’an telah lama menjelaskan teori itu, hanya saja para ilmuan baru menemukannya, bahkan AL-Qur’an telah menjelaskan seluruh kehidupan yang ada di alam semesta yang belum diketahui oleh akal manusia. Oleh karena itu AL-Qur’an bertujuan sebagai pedoman hidup agar manusia tidak tersesat dan selalu berada dijalan yang di ridhoi Allah SWT.
Salah satu ilmu AL-Qur’an dari sekian banyak ilmu pengetahuannya adalah tentang penciptaan lautan dan daratan. Khususnya di Indonesia, lautan adalah salah satu sumber mata pencaharian bagi sebagian besar penduduknya, karena Indonesia merupakan negara maritim, yang banyak dikelilingi oleh lautan. Bukan hanya sebagai mata pencaharian tetapi lautan juga memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan artikel ini, saya akan menguraikan berbagai macam manfaat dari lautan menurut sisi pandang AL-Qur’an. Semoga makalah ini memberikan pengetahuan kepada kita dan dapat membuat kita menjadi pribadi yang pandai bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya. Al-Qur’an secara jelas dan tegas menjelaskan kepada manusia tentang lautan.
Dalam al Qur’an sedikitnya ada 32 ayat yang menyebutkan kata “laut”, sedangkan kata “darat” terkandung dalam 13 ayat AL-Qur’an, jika ditambahkan keduanya maka hasilnya 45 ayat. Angka 32 itu sama dengan 71,11 persen dari 45. Sedang 13 itu sama dengan 28,22 persen dari 45.
Berdasarkan ilmu hitungan sains dan penelitian bahwa komposisi lautan dan daratan dimuka bumi ini ternyata memang 71,11 persen bumi ini berupa lautan dan 28,88 persen berupa daratan. Keseimbangan antara lautan dan daratan yang ada dibumi ini senantiasa memperoleh kenikmatan dan kenyamanan bagi seluruh makhluk hidup. Keseimbangan ini telah tertulis di AL-Qur’an dalam surah Al Mulk (67:3) yang artinya :
“Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis tidak akan kamu lihat sesuatau yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan yang maha pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” Didalam AL-Qur’an sebenarnya ada beberapa yang menjelaskan tentang bahra ( lautan ), tetapi dimakalah ini penulis hanya menuliskan beberapa ayat saja untuk lebih spesifiknya diantaranya adalah sebagai berikut.
QS. Al-Fathir [35] : 12 وَمَا يَسْتَوِي الْبَحْرَانِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَائِغٌ شَرَابُهُ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِنْ كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.”
Setelah Allah SWT menyebutkan dalil - dalil diatas pasti terjadi kebangkitan dan diberikan pula perumpamaan dengan dihidupkannya bumi yang mati setelah turunnya hujan, maka dilanjuti dengan menyebutkan berbagai bukti atas keesaan Allah dan kebesaran kekuasaan-Nya dengan diciptakan hal-hal yang sejenis namun berbeda kegunaanya.
Contoh lain adalah air tawar lagi segar yang mengalir di pedesaan, perkotaan, padang belantara, yang dengan air itu manusia memperoleh minuman dan juga digunakan untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang mengandung makanan bagi manusia dan binatang. Sedangkan yang lain adalah air asin lagi pahit dan dilewati oleh kapal-kapal besar yang berlayar pada masing-masing dari kedua laut yang membelahnya dengan dada kapal, ketika berlayar ke depan dan kebelakang dengan membawa makanan dan bahan dagangan dari satu negeri ke negeri lainnya, sehingga kamu dapat mencegah kelaparan, menutupi kebutuhan hidup, dan dapat dikeluarkan dari padanya mutiara dan marjan. Dari masing-masing air itu kita dapat memakan daging segar dan lezat bagi siapapun yang memakannya.
Semoga kita bersyukur kepada Allah SWT atas penundukan terhadap kapal-kapal itu sebagaimana yang kamu kehendaki dan kamu berpergian dengan mengendarainya jika kamu kehendaki. QS. Al-Baqarah [2] : 164 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih berganti malam dan siang dan (dalam) bahtera-bahtera yang berlayar dilaut mebawa apa-apa yang berguna bagi manusia, dan (dalam) air yang Allah turunkan dari langit lalu dengan-Nya menghidupkan bumi setelah kematiannya, dan menyebarkan diatanya semua jenis binatang, dan dalam pergantian angin dan awan yang dikendalikan (untuk melayani) antar langit dan bumi sesungguhnya terdapat tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan”.
Dalam surah al Baqarah ayat 164, penulis akan menyinggung tentang bahtera yang bergerak di permukaan air demi kebaikan manusia. Manusia mengarungi lautan dan samudra yang luas dengan menaiki kapal menuju berbagai tempat didunia yang ingin dikehendakinya. Jenis transportasi di atas permukaan air laut ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa faktor, khususnya apabila pekerjaan ini dilaksanakan oleh seorang pelayar. Faktor pertama adalah angin yang bertiup secara teratur dari permukaan laut menuju daratan dan sebaliknya. Termasuk angin yang terus bertiup dari kutub utara menuju kutub selatan yang disebut angin arktik dan antartika, atau angin-angin regional yang bertiup diwaktu yang tepat dan dimanfaatkan oleh berbagai bahtera secara cuma-cuma menuju tujuannya. Faktor yang lain adalah sifat alami kayu yang menahan tekanan air tertentu dan pada akhirnya menyebabkan kayu tersebut mengambang di atas air, serta terdapat dua kutub magnet bumi tetap yang menjaga fungsi kompas.
QS. Ibrahim [14] : 32-34 “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu ; dan dia telah menundukan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan yang dikehendak-Nya, dan Dia telah menundukan ( pula ) bagimu sungai - sungai. Dan Dia telah telah menundukan pula bagimu matahari dan bulan yang terus menurus beredar ( dalam orbitnya ); dan telah menundukan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu ( keperluanmu ) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu mengghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari ( nikmat Allah ).” Dalam ayat ini memberikan penjelasan bahwa nikmat yang dikaruniakan kepada makhluk-Nya dan Allah telah menciptakan langit sebagai atap dan bumi yang terhampar, menurunkan hujan yang menyuburkan tanah sehingga dari yang tanah subur itu menghasilkan beranekaragam pohon yang memperoleh buah-buahan dan menghasilkan tanaman yang bermacam warna, bentuk, rasa dan bau yang sangat berkaitan dengan kehidupan manusia.
Selain itu, Allah memudahkan bahtera (kapal) yang mengapung dipermukaan laut dan membawa manusia mengarungi laut yang satu ke laut lainnya, dari satu hawa ke hawa lainnya, dari satu pulau kepulau lainnya, untuk mendapatkan hasil yang mereka butuhkan dan manfaatkan. Apalagi sungai-sungai telah mengalir dari suatu daerah ke daerah lainya agar kamu dapat mengambil manfaat dari padanya, baik untuk keperluan makan, minum, maupun menghidupkan tanaman, tumbuhan dan keperluan binatang. Allah menundukan matahari dan bulan untuk kamu dan tidak berhenti untuk menerangi dunia dan memberikan daya hidup bagi binatang dan tumbuhan, selain itu pergantian antara siang dan malam sangat bermanfaat bagi nelayan. Ketika waktu menjelang malam (sore), maka nelayan pergi melaut dan mencari berkah atas nikmat yang telah Allah berikan, dan dipagi harinya nelayan kembali. Adanya siklus ini dikarenakan Allah telah menciptakan pergantian siang dan malam, yang menjadikan air laut menjadi pasang dan surut.
Apabila kamu menghitung nikmat Allah, pastilah kamu tidak dapat menghitungnya. Disini jelas manusia tidak sanggup menghitung nikmat Allah yang diberikan satu persatu, bahkan jika lautan menjadi tintanya pun tak akan cukup untuk menulis nikmat yang Allah berikan oleh sebab itu manusia sepatutnya bersyukur atas nikmat nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia itu. AL-Qur’an adalah sumber dari segala sumber dan merupakan kitab induk, untuk dijadikan pedoman bagi kehidupan. AL-Qur’an menjelaskan segala ilmu pengetahuan serta sains. Dengan melihat paparan AL-Qur’an di atas dapat kita simpulkan bahwa Islam telah memberikan gambaran secara jelas bahwa laut memberikan kemanfaatan yang luar biasa besar. Semua yang terkandung di dalamnya adalah untuk manusia agar digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran manusia.
Dengan kebesaran dan kekuasaan Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya menjadikan sebuah kewajiban bagi manusia untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita. ( Suciniati S.P )