Jilbab Bukti Cinta Pada Alloh

Written by on ,
jilbab

Puluhan tahun lalu aku tak pernah memeluk bahkan sekedar merasakan indahnya cinta Sang Ilahi. Namun, jilbab ini mengantarkanku dan merasakan bahkan Alloh menyayangiku. Cinta yang begitu putih dan tulus. Di bangun dengan dasar pondasi ketaatan dan kedekatan kepada-Nya, berdinding keyakinan, beralaskan kesyukuran, tiang-tiang ketakwaan dan keimanan dan beratapkan keikhlasan. Cinta itu kini ku temukan pada jilbabku, jilbab yang sekian lama menanti untuk aku kenakan. 

Sebuah kain sederhana yang dihiasi sepercik bunga bahkan polos yang dapat menutupi rambut dan kepala, namun mempunyai makna yang besar dan indah jika di pandang, itulah jilbabku. Sebuah jilbab sederhana yang hanya dapat dimiliki oleh orang-orang pilihan. Tak jarang kita jumpai saudari yang mengaku mengenakan jilbab. Betul dia berjilbab, namun hanya sekedar jilbab yang dipakai di kepala tapi tak bermakna apapun bahkan hanya mendatangkan dosa. 

Cinta yang sesungguhnya hanya cinta kepada-Nya. Jika ingin merasakan cinta yang benar-benar cinta maka terlebih dahulu kita mencinta-Nya yaitu dengan cara mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hakikat dari cinta adalah ketaatan, dan bentuk dari ketaatan adalah tindakan atau usaha kita untuk membuktikan cinta. Perempuan yang luar biasa adalah perempuan dengan segenap perjuangannya untuk membuktikan cinta kepada-Nya, maka cintailah ‘Azza wa Jalla dengan berlipat dan tak ada yang melebihi. Karena Dia yang menciptakan kita, menciptakan ibu dan ayah kita, teman dan semua yang kita cintai. 

Berjilbab, selain tanda sayang Allah pada kita juga merupakan tanda sayang kita pada Allah, Rasulullah, orang tua dan agama kita. Jilbab adalah bentuk kecintaan kepada Dzat yang telah memberikan kehidupan. Yang telah mengabulkan do’a dan keinginanmu kita selama ini karena bukti cinta-Nya, maka kitapun harus mencintai-Nya dengan cinta yang sebesar-besarnya.

Apakah yang membuat kita merasa berat untuk mencintai-Nya? Dan jika memang berat, maka benarkah kata-kata yang pernah kita ucapkan bahwa kita mencintai Allah? Selama ini sudah mengaku sebagai orang islam, tapi tidak bangga sebagai orang islam. Allah telah mencintai kita tapi kenapa kita tidak pernah memberikan dan membuktikan cinta kepeda Allah? Apakah yang menjadi penghadang? Adapun hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwasanya Asma’ binti Abu Bakar telah masuk ke ruangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan berpakaian tipis atau transparan, lalu sang Nabi berpaling seraya bersabda: “Wahai Asma sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haid) tidak boleh baginya untuk menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini (Rasulullah menunjukkan muka dan telapak tangan)”. (Hadts riwayat Abu Dawud)

Kutemukan cinta-Nya pada jilbabku. Dengan dekat dengan-Nya maka diapun akan semakin dekat. Yang ketika menghadapi kesulitan yang amat sulit, keterpurukan hidup yang aku hadapi yang seakan menjatuhkan iman yang ada dalam hati dan jiwa, serta terkadang menjadikanku kalah dan membuat menyerah. Ketika Allah merebut semua kebahagiaan, ketenangan, bahkan senyum. Namun, ketika itu pula aku bisa merasakan dan memenangkan cinta-Nya maka semua itu tak akan terlepas begitu saja dan akan tergantikan dengan yang lebih baik. Dia memberi kekuatan saat ku terjatuh, memberi petunjuk saat kebingungan dan memberikan segala yang aku butuhkan. Dan itulah bukti cinta-Nya kepadaku. ( Asrahlcha P.Y ) Cara Dakwah Mudah
.