Hutan Mangrove Surabaya Wonorejo

Written by on ,
hutan mangrove surabaya wonorejo

Ini mengenai hutan mangrove Surabaya Wonorejo. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Di Ibu kota propinsi Jawa Timur tersebut juga menjadi pusat bisnis, perdagangan, kota industri, dan pendidikan. Surabaya terletak di tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan dengan selat Madura serta laut Jawa. Meskipun terkenal dengan kesibukan industrinya di beberapa wilayah masih terdapat hutan mangrove di antaranya adalah di daerah Wonorejo, di Rungkut. 

Mangrove adalah sekelompok tanaman yang hidup di garis pantai dalam jangkauan pasang surut air laut. Tanaman tersebut akan tergenang saat pasang dan bebas dari genangan saat surut, begitu yang disampaikan Pak Soni Mohson ketua kelompok petani Mangrove di tempat tersebut. Tanaman tersebut mempunyai toleransi terhadap garam. Hutan mangrove memiliki 202 jenis tanaman yang menempati 3 zona yaitu zona mayor, zona minor dan asosiasi serta puluhan spesies burung khas hutan mangrove. Jenis burung khas hutan mangrove sangat peka terhadap warna, suara, dan bau. Sehingga menurut beliau jika dimanfaatkan sebagai ekowisata, maka pengelola harus memperhatikan karakteristik alaminya agar burung-burung tersebut tidak bermigrasi dan mungkin akhirnya punah. 

Umumnya orang menganggap sama antara mangrove dan bakau, yang sebenarnya bakau merupakan salah satu dari jenis tanaman hutan mangrove, lanjut Pak Soni. Jadi, hutan mangrove tidak bisa disebut hutan bakau. Karena jika kita menyebutnya hutan bakau, maka hutan tersebut hanya terdapat satu jenis tanaman mangrove saja, yaitu bakau. Aksornkoae, 1993 Hutan mangrove adalah tumbuhan halofit yg hidup disepanjang pantai, dipengaruhi oleh pasang surut laut dan tumbuh di daerah tropis/sub-tropis. Hutan mangrove terbesar di Indonesia antara lain: di wilayah Papua seluas 1.350.600 ha (38%), Kalimantan 978.200 ha (28%), Sumatera 673.300 ha (19%), dan Bali 2000 ha (0.056%).

Adapun hutan Mangrove Wonorejo, di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya), masih dalam tahap pengembangan oleh pemerintah kota setempat. Hutan mangrove tersebut selain difungsikan sebagai bendungan juga dimanfaatkan sebagai wisata air dan ekowisata. Adapun ide pengembangan Hutan Mangrove Wonorejo ini, sekaligus sebagai solusi dan upaya memanfaatkan waduk untuk mengendalikan banjir.

Masih menurut Bapak Soni, selain fungsi tersebut dari hutan mangrove dihasilkan kayu bakar, bahan bangunan, arang, pulp, tannin, obat-obatan, ikan. 80 % ikan yang dikonsumsi ada diperairan sekitar mangrove, udang windu, tergantung pada keberadaan hutan mangrove. Bahan makanan pidada (Sonneratia) dapat diolah menjadi aneka makanan dan minuman, sirup bogem dari buah mangrov, gula nipah, pengganti beras dari bakau, combro api-api, kolak buah nipah, teh, es krim (gambar kanan bawah) dan lain-lain. Surabaya patut berbangga karena memiliki Hutan Mangrove Wonorejo, Rungkut. Artinya, perkembangan kota sepesat apa pun, tetap mempunyai lahan penyelamat lingkungan dari bahaya erosi dan banjir. Dan tugas kita semua untuk turut serta melestarikan hutan mangrove. Dengan menjaga keberadaan hutan mangrove berarti secara tidak langsung kita juga memiliki andil dalam melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia. ( Umi Hasanah ) Alat transportasi sungai
.