HIV AIDS di Indonesia Jawa Timur merupakan peringkat kedua terbanyak kasus HIV/AIDS. Siapa yang tak tahu Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS), dua penyakit yang sampai detik ini belum ditemukan obat untuk penyembuhannya ( adapula di internet yang menyatakan jual obatnya tapi tidak diketahui keakuratan beritanya ). Tidak hanya di Indonesia tapi diseluruh dunia. Dan yang sering terjangkit penyakit ini adalah identik dengan kaum muda meskipun banyak sebagian adalah kaum tua dan bisa jadi kaum bayi yang tertular dari orang tuanya.
HIV AIDS di Indonesia
HIV AIDS di Indonesia sendiri wilayah yang mempunyai kasus HIV/AIDS tertinggi setelah Papua adalah Propinsi Jawa Timur. Sampai akhir Desember 2014, jumlah penderita penyakit ini mencapai 24.935 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 12.347 orang (49,5%) masuk kategori AIDS.
Jumlah kasus AIDS di Indonesia terbanyak adalah kota Surabaya 2.030 kasus, kemudian kabupaten Malang 1.058 kasus, lalu kabupaten Jember 750 kasus dan yang paling sedikit kabupaten Sampang, 4 kasus. Menurut kepala Dinas Kesehatan Jatim, jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat yang rendah membuat Jatim rentan penularan HIV / AIDS.
HIV AIDS di Indonesia menurut data DinKes, laporan kematian tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebanyak 457 orang, dan pada tahun 2014 laporan kematian AIDS 109 orang.
Sedang jenis pekerjaan juga mempengaruhi cepatnya penyebaran virus mematikan ini. 17,75% diisi oleh para wiraswasta, 17,24% didominasi oleh ibu rumah tangga. Sedang usia yang mendominasi kasus ini antara 25-29 tahun yaitu sebanyak 2.803 kasus. Dan pada anak-anak usia 0-4 tahun 330 anak. Faktor resiko penularan tertinggi adalah melalui hubungan heteroseks, yaitu sebanyak 9.627 (77,97%).
Kondisi yang benar-benar sangat memprihatinkan. Mengingat Surabaya adalah kota terbesar dan modern setelah Jakarta.
Menurut dr.Harsono selaku kepala Dinas Kesehatan Jatim, dengan melihat kondisi ini harus ada upaya intensif dari semua pihak untuk mengurangi penularan dan penambahan kasus HIV/AIDS. Dan salah satunya adalah pemberian obat secara gratis kepada penderita, seperti obat Anti Retrovirus (ARV), Duviral, Neviral, Zidovudin, Nevirapon, Evafirens dan FDC ( Fixed Dose Combination).
Dan sebagai generasi penerus bangsa coba kita renungkan sejenak akibat dan dampak buruk dari kasus-kasus ini, akibat nikmat sesaat, sakit selamanya. Mari kita selamatkan jiwa dan bangsa kita, hindari pemakaian alat suntik secara bersamaan, hindari perbuatan asusila guna menekan jumlah HIV AIDS di Indonesia dan demi kesehatan diri sendiri . ( Nur Annisa ) Perawatan Setalah Melahirkan Normal dan Caesar