Global warming dan efek rumah kaca adalah satu kesatuan yang saling terkait. Saudaraku.. Dengan berbagai lapisan yang melindungi bumi dari matahari secara tidak langsung membuat kita bisa hidup di bumi. Tetapi lihatlah, apa yang kita manusia telah perbuat? Menghasilkan berbagai polusi tanpa batas, menebang pohon tanpa nurani, membuka lahan dengan dibakar, membuang sampah sembarangan. Hingga timbul berbagai efek yang merugikan diri sendiri atau parahnya berdampak hingga ke anak cucu. Seperti global warming misalnya, atau kabut asap.
Global Warming adalah Efek Rumah Kaca
Global warming adalah efek dari rumah kaca. Pikirkan dengan otak, dan rasa dengan nurani. Apa yang kita lakukan akan berimbas pada diri kita sendiri. Yang telah banyak diperbincangkan adalah Global Warming. Berbagai media massa tak habis menyorot tentang masalah yang satu ini. Hal ini juga terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Global warming adalah proses pemanasan dimana sinar matahai yang telah terpancar sampai dibumi, kemudian dipantulkan kembali oleh kaca – kaca yang ada digedung – gedung tingggi daerah perkotaan. Sehingga global warming ini disebut juga dengan efek rumah kaca.
Dampak dari global warming ini dapat kita rasakan sekarang, 1. Musim yang tidak menentu 2. Panas yang semakin tidak wajar 3. Banyak penyakit kulit
Penyebab penyakit ini adalah sinar inframerah yang diterima kulit secara langsung berasal dari pancaran matahari yang tidak tersaring oleh atmosfer. Karena atmosfer bumi sendiri telah berlubang oleh efek rumah kaca tadi.
Global warming sendiri terjadi semakin parah, dan efeknya dapat dirasakan di seluruh dunia. Pemerintah di seluruh dunia sendiri telah berusaha untuk mengurangi penggunaan zat yang menyebabkan efek ini. Mulai dari mengurangi pembangunan gedung berkaca, lemari es yang menghasilkan CFC ( Cloro Floro Carbon), hingga sepeda motor dan mobil yang menghasilkan Karbon Monoksida (CO2). Gas – gas yang menjadi penyebab utama global warming tersebut, menguap dan sedikit demi sedikit mengikis lapisan atmosfer bumi.
Selain pengurangan teknologi elektronika maupun transportasi yang menghasilkan gas penipis atmosfer tersebut, reboisasi atau penanaman kembali lahan yang gundul mulai dilakukan secara rutin. Masyarakat pun dihimbau untuk melakukan tebang pilih. Tidak diperkenankan menebang secara sembarangan, kegiatan lain yang mulai dimasyarakatkan adalah mengenai daur ulang sampah. Daur ulang sampah berfungsi untuk mengurangi sampah – sampah plastik yang ada dan mengubahnya menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis. Sedangkan sampah organik dibuat menjadi kompos atau pupuk kandang. Ini semua untuk meminimalisir dan memperlambat keparahan global warming. Sayangnya sebagian manusia di bumi tidak mempedulikannya. ( Cengkeh Kuncup ) HIV AIDS di Indonesia Terbanyak