Kisah Manusia Bergaul Dengan Sampah

Written by on ,
kisah

Kisah , sadar diri dengan tuntutan di masa dewasa itu berat, terkadang kita berpikir lebih menyenangkan jadi anak kecil yang berumur empat, lima sampai enam tahun saja. Karena di usia itu manusia tidak begitu banyak tuntutan dan masih terbebas dari menanggung dosa. Namun apalah daya, waktu itu ibarat air mengalir yang kita sentuh di suatu sungai, tidak mungkin kita menyentuh air yang sama, karena air berjalan dan mengalir mengikuti arah alirannya. Begitu pun manusia, manusia hidup tidaklah selamanya menjadi seorang bayi, kanak-kanak, dan remaja saja. Sudah pasti seorang bayi, kanak-kanak ataupun remaja itu kelak akan menjadi sesosok manusia dewasa, lalu menua. 


Kisah Bergaul Dengan Sampah

Lihatlah kisah mereka yang rela berpanas ria, akrab dengan sapaan panasnya aspal jalanan, dan bau tidak sedap yang kerap memeluk tubuhnya. Semua itu sudah menjadi aktivitas, bahkan kewajiban bagi mereka yang telah menjadi menggeluti sebagai profesi atau pekerjaan sehari-harinya. Katakanlah petugas pembersih sampah. Ya, sampah yang menggunung setiap hari akibat kegiatan manusia itu tidak pernah habis, walau si Bapak pembuang sampah itu rutin setiap hari pula memunguti dan mengangkutnya ke dalam gerobak mini guna dipilah antara yang organik dan nonorganik nantinya. Yang organik bisa dijadikan bahan pupuk, dan yang nonorganik bisa dijual kepengepul sampah atau agen sampah kalengan. 

Antusiasme masyarakat untuk membuang sampah itu didukung oleh kegiatan sehari-harinya yang selalu melibatkan wadah pembungkus dari sebuah makanan yang dibuang begitu saja tanpa berpikir perbuatannya dapat menyebabkan lingkungan alam sekitar menangis. Kapan kita sadar dan mengertikan kondisi alam di bumi yang telah berusia tidak lagi muda ini?.

Himbauan Pak Ujang ( pengangkut sampah ) kepada warganya: "Kita semestinya sadar bahwa kondisi lingkungan yang kotor itu tidak menyehatkan, bahkan sangat tidak sedap dipandang dan menghilangkan kesan keindahan. Semoga kita segera sadar untuk tidak lagi-lagi membuang sampah sembarangan. Apalagi sampah yang susah dihancurkan, seperti plastik, botol, dan semacamnya."
kisah
Terima kasih Pak Ujang atas kerelaannya untuk bergaul dan bergumul dengan sampah-sampah yang menggunung itu. Dengan adanya ketulusan hati Bapak dalam berkerja, semoga masyarakat terketuk hatinya dan tersadar bahwa perbuatan membuang sampah sembarangan itu bisa berakibat buruk bin fatal, misalnya: banjir. Dan semoga Allah membalasnya dengan kisah keberkahan hidup dan kebahagiaan. Aamiin. ( Penulis: Deian M ) Hadis Nabi, gunakan 5 waktu sebelum datang 5 waktu lainnya

Artikel Terkait:

.